Rabu, 18 Februari 2015

PERCAKAPAN


Laki-laki :
Aku tidak meminta Tuhan untuk
melahirkanku sebagai laki-laki. Dan
ketika aku tahu aku menjadi laki-
laki ketika lahir. Aku menangis.
Betapa tidak. Tanggungjawabku
sangat besar dan aku sibuk
bermain-main. Ketika dalam
genggam tangan dan bahuku aku
disuruh memikul tanggungjawab
pada 4 perempuan (ibu, istri,
saudara perempuan, dan anak
perempuan). Apakah aku sanggup?
Ketika diwajibkan bagiku mencari
nafkah untuk keluargaku. Meski
habis tenaga. Apakah aku kuat
mencukupi mereka semua? Ketika
diwajibkan bagiku mengangkat
senjata dan melindungi kehormatan
keluargaku juga agamaku. Nyawa
kutaruhkan di muka. Beranikah
aku?
Ketika baktiku lebih besar kepada
orang tuaku daripada anak dan
istriku. Mampu adilkan aku? Jika
dipundakku ditanggungkan beban
memimpin kapal rumah tangga
agar mencapaikan surga bagi
keluargaku. Amanahkah aku?
Perempuan :
Aku pun tidak meminta Tuhan
untuk melahirkanku sebagai
perempuan. Ketika aku tahu aku
menjadi perempuan. Aku menangis.
Betapa tidak. Aturan penjagaanku
begitu ketat, karena begitu
berharganya aku. Tapi aku selalu
ingin melepaskan diri dari semua
itu. Kecenderunganku sering
berperang dengan akal pikiranku
yang masih sejalan. Muliakah aku
sementara aku terus menerus
menjual kemulian itu sedikit demi
sedikit?
Ketika diwajibkan bagiku berbakti
lebih utama kepada suami.
Sementara ayah dan ibuku tidak
lagi menjadi keutamaan bagiku.
Akankah aku bisa melakukannya
dengan baik? Ketika menjadi ibu
dan memiliki anak-anak yang
menjadi amanah-Mu. Sanggupkan
aku mempersiapkan mereka
menjadi manusia-manusia yang
baik, setidaknya aku tidak ingin
melahirkan manusia yang
mendurhakai-Mu dikemudian hari?
Menjadi perempuan, menjadi
perantara kehidupan manusia. Kau
titipkan rahim untuk melahirkan
manusia baru dibumi ini.
Pantaskah aku menjadi kehidupan
pertama bagi manusia-manusia
yang akan lahir itu?
Laki-laki dan Perempuan :
Kami tidak meminta dilahirkan ke
dunia. Mengapa kau turunkan kami
ke sini (bumi)? Sedang kami
bertanya-tanya, dengan siapa kami
akan menjalankan tugas besar ini.
Sampai kapan Engkau membiarkan
masing-masing kami seorang diri?
Sementara Engkau yang
memerintahkan kami untuk
bersatu, satu sama lain.
Tuhan :
Sudahkan kalian percaya dan
mempercayakan kehidupan kalian
kepada-Ku sepenuhnya?
– – – – – – – – – – – -


by : kurniawan gunadi

0 komentar:

Posting Komentar